Menu Yang Berhubungan Dengan Penyuntingan Naskah

Menu Yang Berhubungan Dengan Penyuntingan Naskah – Bisa dibilang, tugas menyunting naskah relatif lebih mudah ketimbang menulis artikel atau menyunting naskah. Mengapa demikian, tentu ada alasannya. Menulis artikel berarti kita membuat sesuatu (artikel/artikel) dari yang tidak ada sebelumnya. Separuhnya, kita “menciptakan” sesuatu. Mengedit naskah relatif lebih mudah daripada menulis artikel karena kita menulis dari dokumen yang sudah ada (= buku). Memang ada juga yang “kesulitan” karena reviewer harus menulis ulang hasil bacaannya.
Penyuntingan naskah (termasuk penyuntingan artikel dan resensi buku) relatif lebih mudah dibandingkan penyuntingan naskah karena penyunting naskah hanya “mengoreksi” tulisan dan pada hakekatnya melakukan Dengan kata lain, editor naskah tidak membuat atau mengarang naskah tersebut. Saya hanya mengedit di sana-sini untuk keterbacaan dan gaya.
Menu Yang Berhubungan Dengan Penyuntingan Naskah
Namun, pada kenyataannya, menyunting naskah tidak semudah membalikkan tangan. Terutama bagi mereka yang masih berada di level pemula. Oleh karena itu, pada bagian berikut disajikan dasar-dasar penyuntingan naskah serta hal-hal yang perlu diketahui dan dimiliki oleh editor baru.
Proses Penyuntingan Berita Di Media Daring
(1993: 977), penyuntingan manuskrip berarti “penyusunan manuskrip siap cetak atau terbitan yang memperhatikan aspek sistematis penyajian, isi, dan bahasa (mengenai ejaan, kosa kata, dan struktur)”.
Dengan kata lain, menyunting naskah juga berarti “merevisi” naskah, baik dari segi bahasa maupun materi. Mungkin di script masih ada hal-hal yang “melingkar”.
Pertama, seorang penyunting naskah harus memahami seluk-beluk ejaan bahasa Indonesia yang sempurna. Ini adalah persyaratan mutlak. Tanpa memahami ejaan, editor skrip tidak akan dapat berfungsi secara optimal.
Kedua, editor naskah juga harus memahami tata bahasa Indonesia. Tanpa pengetahuan dan pemahaman ini, editor skrip tidak dapat berfungsi secara optimal.
Majamath: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika
Keempat, editor naskah harus bersedia menjadi “pelayan” penulis skenario. Tanpa kesiapan itu, sebuah script editor tidak dapat berfungsi secara optimal.
Kelima, editor naskah perlu memahami Kode Etik penyuntingan naskah. Oleh karena itu, koreksi kesalahan yang tidak perlu tidak akan terjadi.
Editor skrip bukanlah penulis skenario. Artinya, tanggung jawab atas isi naskah tetap ada pada penulis naskah. Editor tidak boleh bertanggung jawab kepada penulis.
Jaga baik-baik manuskrip yang akan, dimasuki dan diedit. Jangan sampai ketinggalan. Jadi tidak ada masalah yang muncul di masa depan.
Perlukah Swasunting Atau Self Editing Untuk Penulis?
Periksa kelengkapan naskah. Berapa banyak halaman yang ada di manuskrip? Ada judul dan nama penulisnya? Apakah penulis menggunakan subtitle dalam artikelnya? Apakah Anda menggunakan angka Romawi (I, II, III) atau angka Arab (1, 2, 3) atau tanda bintang (*).
Skor (lingkari misalnya) kata dan kalimat yang menarik perhatian. Buat juga tanda pensil di pinggir halaman yang bersangkutan. Ini akan membuat pengeditan yang sebenarnya lebih mudah.
Mulailah mengedit naskah dari halaman satu hingga terakhir. Perhatikan tanda yang dibuat di tepi setiap halaman sebelumnya.
Baca editan lagi. Siapa yang tahu jika ada sesuatu yang luput dari perhatian, atau ada sesuatu yang salah diedit. Harap perbaiki suntingan yang salah!
Jasa Layout Buku Ascarya Solution
Khusus untuk media cetak (termasuk buletin/majalah sekolah), ada tiga hal yang perlu diperbaiki, yaitu ejaan, tata bahasa, dan ketepatan faktual. Jadi lebih sederhana daripada mengedit naskah buku.
Ejaan meliputi tanda baca (titik, koma, titik dua, tanda tanya, tanda seru, dll), kapitalisasi, miring, kata, singkatan dan akronim, penulisan angka dan angka, dan faktor serapan tulisan.
“Ini pasti pekerjaan Hoe,” katanya. Perlu diketahui bahwa saat mencalonkan diri sebagai lurah, lawannya yang kuat memakai bentuk cangkul, sedangkan dia sendiri memakai gambar jagung. Jelek-jelek adalah singkatan dari “praja besar”, yang berarti jika dia menang, desa akan menjadi besar dalam artian akan makmur.
Untuk editor baru, panjang kalimat bisa menjadi masalah. Namun, bagi mereka yang mahir membuat draf, panjang kalimat dalam sebuah teks tidak lagi menjadi masalah.
Kelas Xii_teknik Grafis Komunikasi
Secara teoritis, kalimat pendek lebih mudah dipahami daripada kalimat panjang. Kemudian, semakin panjang kalimatnya, semakin sulit untuk dipahami atau dicerna maknanya.
Menurut penelitian sistematis, kalimat hingga 20 kata masih mudah dipahami. Lebih dari 20 kata, kalimat akan sulit dipahami. Jika diketik, kalimat yang terdiri dari 20 kata panjangnya sekitar 3 baris.
Dengan kata lain, kalimat yang lebih panjang dari 20 kata perlu diedit dan dipecah menjadi kalimat yang lebih sederhana.
Pada poin 1 (“Pendahuluan”) dikatakan bahwa mengedit naskah relatif lebih mudah daripada menulis atau menyunting naskah. Secara teoritis dapat dikatakan demikian. Namun dalam praktiknya, hal ini tidak selalu terjadi.
Modul Pelatihan Ly_x_untuk_jurnal Feb 2cols
Ini mungkin hanya berlaku untuk orang yang terbiasa mengedit skrip, tetapi tidak untuk pemula. Atau, ini hanya berlaku untuk orang yang sudah mahir atau fasih mengedit, tapi bukan pemula.
Dengan kata lain, dibutuhkan “jam terbang” untuk menjadi fasih atau mahir dalam mengedit. Semakin banyak “jam terbang”, semakin mahir/fasih orang tersebut dalam mengedit skrip.
* Dokumen ini disusun untuk “Pelatihan Pengembangan Penerbitan Buletin Sekolah” yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikmen dan Pusat Grafika Indonesia di Gedung Pusgrafin, Jakarta, antara tanggal 13 Juli sampai dengan 13 September 1999.
Dapatkan tips seru tentang dunia bisnis, menulis, dan ceramah singkat tentang kehidupan yang lebih baik. Jadi, jika Anda ingin hidup sebagai penulis profesional bergaji tinggi, ikuti KURSUS PENULISAN ELEKTRONIK paling menarik ini!| Tanpa naskah, penerbit tidak berdaya karena naskah adalah bahan baku utama industri penerbitan. Naskah diterima dari pengarang/pengarang, kemudian dipertimbangkan untuk diterbitkan. Dengan demikian, kriteria kelayakan naskah muncul.
Lionmag April Mei 2022 By Bentang Media Nusantara
Ada tiga keputusan yang dibuat oleh penerbit terkait naskah dan tentunya diteruskan kepada penulis. Pertama, manuskrip akan diterbitkan tanpa ulasan, yang artinya akan lulus dengan gemilang. Kedua, naskah akan diterbitkan dengan catatan harus dilakukan revisi agar naskah kembali kepada penulis. Ketiga, naskah langsung ditolak karena tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Lalu apa kriteria kelayakan untuk menerbitkan naskah? Kriteria atau faktor penilaian juga menjadi acuan untuk menyusun alat penilaian naskah buku dalam lomba atau program evaluasi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi lain.
Legitimasi mengacu pada kode etik yang dipertahankan dalam penulisan skenario, yaitu menghormati karya orang lain. Apa yang dinilai dalam naskah berkaitan dengan kutipan yang benar dan penggunaan gambar, yang tidak mengarah pada plagiarisme.
Standar mengenai kesesuaian naskah untuk publikasi publik. Naskah tidak boleh melanggar aturan, seperti mengandung kata-kata kotor terhadap SARA, ujaran kebencian, pornografi, dan kesedihan. Dalam konteks negara Indonesia, naskah tersebut dipastikan tidak melanggar Pancasila atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perilaku Seksual Remaja
Faktor hukum, standar merupakan salah satu faktor yang “mematikan” karena sifatnya seperti kata pepatah “tetes indigo merusak botol”. Melanggar legalitas atau norma merupakan hal yang dapat merusak keseluruhan isi naskah.
Bahkan, elemen legitimasi dan standar dibangun ke dalam dokumen tersebut. Namun, untuk memastikan agar peninjau lebih fokus, mereka dipisahkan dari dokumen.
Unsur kebendaan ini meliputi (1) kebutuhan atau kepentingan yang terkait dengan gagasan; (2) fakta ilmiah atau logika, termasuk data dan fakta; (3) update atau baru, terutama terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) ketepatan dalam kaitannya dengan maksud dan tujuan penulisan; (5) kecukupan dalam hubungannya dengan berat keseluruhan bahan.
Faktor material dinilai dengan bobot tertinggi sehingga sangat mempengaruhi keputusan evaluasi. Dokumen tersebut begitu dekat dengan gagasan dan perkembangan gagasan sehingga menjadi sesuatu yang membedakan satu manuskrip dengan manuskrip lainnya meskipun membahas pokok bahasan yang sama.
Resensi Buku
Faktor presentasi mengacu pada seberapa mudah teks dipahami oleh pembaca sasaran. Hal ini juga terkait dengan gaya penulisan yang dianut oleh penulis dalam naskah. Oleh karena itu, ulasan pada bagian ini mencakup ragam naskah dan pengaturan bahasa yang digunakan.
Ragam karya sastra misalnya menghasilkan teks berupa puisi/sajak, cerpen, novel, dan lakon. Bahasa laras yang digunakan adalah bahasa sastra dengan ciri khusus. Bahasa sastra bersifat fleksibel terhadap aturan-aturan linguistik. Oleh karena itu, ada juga beberapa penyimpangan linguistik dalam karya sastra.
Ini tidak terjadi dengan karya fiksi ilmiah. Ragam ini menggunakan bahasa yang menganut prinsip kaidah. Ragam keilmuan menghasilkan teks dengan bahasa baku, namun tidak perlu kaku juga.
Banyaknya faktor yang ada dalam penilaian naskah, yaitu (1) ketepatan struktural/sistematis naskah dalam kaitannya dengan template naskah atau alur naskah; (2) kejelasan gaya dalam hal kejelasan; (3) keterkaitan antar bagian teks (koherensi); (4) kontinuitas (persimpangan kontinuitas) dan kelengkapan.
Menu Yang Berhubungan Dengan Penyuntingan Naskah
Kadang-kadang bahasa termasuk dalam unsur penyajian, tetapi dapat juga dipisahkan jika kriteria kebahasaannya dianggap kompleks. Namun demikian, keragaman naskah terkait dengan ragam bahasa yang harus dipahami oleh pengarang/pengarang sebagai produsen naskah.
Ada ciri-ciri adaptasi bahasa yang harus dikenali seperti keluwesan dan mengikuti aturan. Ini tentang aturan bahasa yang dapat dibaca, seperti Ejaan Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Indonesia Baku. Penulis juga dapat merujuk pada referensi bahasa standar seperti:
Penilaian bahasa meliputi (1) kamus (memilih kata); (2) tata bahasa atau ejaan; (3) bentuk atau bentuk kata (tambahan); (3) struktur kalimat; dan (4) mengatur bagian itu. Kaidah bahasa tidak serta merta berlaku secara ketat, terutama pada karya fiksi atau populer. Dalam karya fiksi atau karya terkenal, terkadang digunakan pola bicara yang berbeda bahkan kata-kata slang.
Unsur terakhir yang dinilai dalam sebuah naskah adalah desain naskah yang meliputi unsur nonteks, seperti ilustrasi, tabel, bagan, grafik, foto, dan infografis. Penggunaan unsur-unsur di luar teks harus selaras atau serasi dengan teks. Dalam hal ini, navigasi dalam skrip juga dievaluasi.
Kelas Xi_sma_bahasa Indonesia_adi Abdul Somad
Apa itu navigasi? Kemudahan mengidentifikasi dalam naskah perbedaan antara bagian (bab, sub-bab dan sub-bab). Oleh karena itu, harus ada perbedaan yang jelas dalam format bab dan sub bab, misalnya dalam hal penggunaan font (jenis dan ukuran).
Penulis yang mahir dengan program pengolah kata seperti Microsoft Word seharusnya sudah memahami navigasi ini. Ini akan menggunakan fitur
Membedakan antara bagian-bagian naskah. Begitu pula saat menyusun referensi dan bahan seperti daftar isi, dia bisa menggunakan fitur-fitur di MS-Word untuk memudahkan reviewer atau editor mengecek keterkaitan antar dokumen penyusun naskah. Inilah yang disebut navigasi.
Beberapa penerbit menentukan format naskah yang diketik (dalam bentuk digital) hanya untuk kenyamanan
Penyuntingan Ejaan Dalam Bahasa Indonesia Halaman 1
Yang berhubungan dengan komputer, gambar yang berhubungan dengan ekonomi, yang berhubungan dengan kesehatan, buku penyuntingan naskah, buku pintar penyuntingan naskah pdf, penyakit yang berhubungan dengan, buku pintar penyuntingan naskah, penyuntingan naskah, penyakit yang berhubungan dengan ginjal, ayat yang berhubungan dengan, pekerjaan yang berhubungan dengan, yang berhubungan dengan
Pembahasan perihal Menu Yang Berhubungan Dengan Penyuntingan Naskah bisa Anda baca pada Tips dan author oleh seniorpansop